Sabtu, 28 Februari 2015

ROTASI DAN REVOLUSI BUMI SERTA BULAN

1. Rotasi Bumi
Sambil bumi bergerak mengelilingi matahari, bumi juga berputar pada porosnya. yang disebut rotasi bumi. Arah rotasi bumi selalu sama, yaitu dari barat ke timur. Oleh karena itu, matahari terbit di timur dan terbenam di barat. Perputaran bumi pada porosnya menyebabkan terjadinya siang dan malam. Siang hari terjadi karena bagian bumi terkena cahaya matahari, sedangkan malam hari terjadi karena bagian bumi tidak terkena cahaya matahari.
Amatilah Gambar 9.17. Ketika kamu menyalakan lampu senter ke arah globe, kamu akan mendapatkan sebagian dari globe terlihat terang karena terkena cahaya lampu senter, dan sebagian lagi gelap karena tidak terkena cahaya lampu senter. Bagian yang terang menunjukkan bumi pada siang hari dan bagian yang gelap menunjukkan bumi pada malam hari. Selama 24 jam, bumi melakukan satu kali putaran pada porosnya. Selama 12 jam atau setengah kali putaran pada porosnya, Bumi mengalami siang hari dan setengah putaran lagi Bumi mengalami malam hari. Kamu sudah mengenal garis lintang dan garis bujur, bukan?
Garis lintang dan garis bujur adalah garis-garis khayal yang berguna untuk memudahkan menemukan lokasi suatu tempat. Kamu dapat menggunakan Gambar 9.18 untuk mengamati garis lin-tang dan garis bujur. Garis bujur (garis meridian) adalah garis khayal yang ditarik dari Kutub Utara ke Kutub Selatan. Garis bujur 00 merupakan standar perhitungan waktu internasional. Bujur barat terletak di bagian barat
Bumi garis bujur 00 dan bujur timur terletak di bagian timur Bumi garis bujur 00. Besar bujur barat dan bujur timur adalah 00–1800 . Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari bumi dan khatulistiwa adalah garis lintang 00. Garis lintang utara terletak di sebelah utara Bumi, sedangkan garis lintang selatan terletak di sebelah selatan Bumi. Besar lintang utara dan lintang selatan adalah 00–900. Perbedaan garis bujur menunjukkan perbedaan waktu di tempat tertentu. Sekali bumi berotasi dibutuhkan waktu 24 jam, dan semua tempat di permukaan bumi mengalami perputaran 3600. Dengan demikian, setiap derajat bujur ditempuh dalam waktu 4 menit.
24 jam / 3600 = 24 x 60 menit / 3600 = 4 menit
1 jam = 60 menit dan 1 putaran = 3600
Jadi, perbedaan waktu antara dua tempat dengan perbedaan bujur 10 adalah 4 menit atau dalam 150 adalah 60 menit atau 1 jam. Daerah yang dijadikan sebagai waktu pangkal bujur nol adalah kota Greenwich, di dekat London. Dari nama kota itulah muncul istilah GMT dari singkatan Greenwich Mean Time. Negara Indonesia terbentang di antara 950 BT dan 1410 BT. Jadi, panjang wilayah Indonesia adalah 460. Wilayah Indonesia dibagi menjadi tiga bagian waktu.
Angka tiga dihasilkan dari 460 : 150.
a)      Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan bujur standar 1050 BT.
b)      Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan bujur standar 1200 BT.
c)      Waktu Indonesia Timur (WIT) dengan bujur standar 1350 BT.
Jadi, selisih waktu antara Greenwich dan WIB adalah 7 jam, WITA 8 jam, dan WIT 9 jam. Misalnya, jika di Greenwich pukul 05.00, di Jakarta pukul 12.00, di Lombok pukul 13.00. Sementara itu, jam di Papua menunjukkan pukul 14.00.
2. Revolusi Bumi
Gerakan bumi mengelilingi matahari disebut revolusi bumi. Bumi memerlukan waktu 365 1/4 hari untuk satu kali evolusi. Satu kali evolusi berarti satu tahun. Para ahli sepakat, untuk mempermudah perhitungan, bahwa satu tahun terdiri dari 365 hari. Akan tetapi, setiap empat tahun sekali ada tahun kabisat. Tahun kabisat terdiri dari 366 hari.
Perhatikanlah Gambar 9.20. Bumi berevolusi pada orbitnya. Orbit bumi berbentuk elips. Jika kamu amati, poros bumi tidak tegak melainkan miring. Kemiringanya sebesar 23,50 dari sumbu bumi. Bumi dapat tetap berada pada orbitnya karena gaya gravitasi yang bekerja antara bumi dan matahari. Pengaruh revolusi bumi akan mengakibatkan perubahan musim di bumi. Bagian daerah yang letaknya di sekitar khatulistiwa mengalami dua musim, yaitu musim panas dan musim dingin. Hal itu disebabkan daerah di sekitar khatulistiwa menerima pancaran sinar matahari yang hampir sama sepanjang waktu. Adapun daerah belahan bumi utara dan belahan selatan mengalami empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Hal itu dikarenakan pancaran sinar matahari tidak merata di setiap daerah akibat kemiringan sumbu rotasi bumi. Kamu dapat mengamati perbedaan pada belahan bumi utara dan bumi selatan dengan menggunakan Tabel 9.10.
3. Rotasi dan Revolusi bulan
Bulan merupakan satelit bumi. Oleh karena itu, bulan beredar mengelilingi bumi. Peristiwa itu disebut revolusi bulan. Bulan melakukan tiga gerak sekaligus, yaitu bulan berputar pada porosnya (rotasi), bulan berevolusi, dan bulan bersama bumi beredar mengelilingi matahari. Saat bulan mengitari bumi satu kali, bulan juga berputar pada porosnya satu kali. Jadi, waktu rotasi bulan sama dengan waktu revolusi bulan sehingga permukaan bulan yang tampak dari bumi selalu sama. Bulan beredar mengelilingi bumi pada orbitnya. Bulan dapat tetap pada orbitnya karena gaya gravitasi bulan dan bumi. Waktu yang dibutuhkan bulan untuk melakukan satu kali revolusi adalah 29,5 hari. Gaya tarik-menarik bulan, bumi, dan matahari yang disebut gravitasi akan berpengaruh terhadap pasang surut air laut. Bulan tidak memancarkan cahayanya sendiri, melainkan memantulkan sinar dari matahari. Jika kamu melihat permukaan bulan berarti bagian permukaan tersebut yang terkena cahaya matahari. Mengapa permukaan bulan yang terkena cahaya matahari selalu berubah-ubah jika dilihat dari bumi? Coba amatilah fase bulan pada Gambar 9.21. Bentuk bulan yang terlihat dari bumi disebut fase bulan. Fase bulan dimulai dari fase bulan mati atau bulan baru. Pada saat itu, permukaan bulan yang terkena cahaya matahari berada di belakang bumi. Akibatnya, pada malam hari, bulan tidak tampak. Kemudian, fase bulan sabit karena bentuknya seperti sabit. Fase bulan sabit menunjukkan bulan baru mulai tampak dari bumi. Selanjutnya fase bulan separuh, permukaan bulan yang mendapat cahaya matahari dipantulkan ke bumi. Kemudian, fase bulan bungkuk atau bulan tiga perempat dan lama-kelamaan bulan menjadi bundaran penuh yang disebut bulan purnama. Setelah itu, bulan mengecil lagi menjadi bulan tiga perempat, lalu bulan separuh, dan lama-kelamaan menjadi bulan sabit, kemudian kembali ke bentuk semula, yaitu bulan mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar