Sabtu, 28 Februari 2015

LINTANG DAN BUJUR

Bagi seorang pelaut professional kemampuan membaca peta adalah keterampilan yang harus dimiliki. Terutama untuk personil deck. Untuk menentukan jalur pelayarannya hingga ke pelabuhan tujuan sangat tergantung dengan kemampuan itu. Meskipun perlengkapan GPS dewasa ini sudah banyak digunakan dalam pelayaran. Pada periode tertentu, biasanya ditentukan setelah setengah atau satu jam, posisi kapal harus diketahui sehingga jika arah kapal keluar dari jalur bisa segera dikoreksi. Menentukan posisi kapal hanya mungkin dilakukan jika pelaut mampu menentukan titik koordinat pada peta. Setelah diketahui koordinatnya, posisi pada peta bisa segera disebutkan.

Dalam menentukan titik koordinat, orang sangat dibantu dengan adanya Garis Lintang dan Garis Bujur, dua garis maya yang sangat berperan penting dalam pemetaan.

Garis Lintang adalah garis maya yang melingkari bumi ditarik dari arah barat hingga ke timur atau sebaliknya , sejajar dengan equator (garis khatulistiwa). Garis lintang terus melingkari bumi, dari equator hingga ke bagian kutub utara dan kutub selatan bumi. Menurut penamaannya, kelompok garis yang berada di sebelah selatan equator disebut Lintang Selatan (S). Sedangkan kelompok garis yang berada di sebelah utara equator disebut Lintang Utara (U). Jarak antar garis dihitung dalam satuan derajat. Garis lintang yang tepat berada pada garis khatulistiwa disebut sebagai 0º (nol derajat). Makin ke utara atau ke selatan, angka derajatnya makin besar hingga pada angka 90º (Sembilan puluh derajat) pada ujung kutub utara atau kutub selatan. Satuan derajat bisa juga disebut Jam (diberi simbol °) sehingga setiap derajat terbagi menjadi 60 menit (diberi simbol ") dan setiap menit terbagi lagi menjadi 60 detik (diberi simbol '). Jika misalnya garis lintang suatu tempat tertulis seperti ini : 57º 27" 14' S, maka dibaca sebagai 57 derajat 27 menit 14 detik Lintang Selatan. Pada system pemetaan internasional huruf U sebagai Lintang Utara diganti dengan huruf N (North). Sedangkan Lintang Selatan tetap menggunakan huruf S karena Selatan dalam bahasa Inggris (South) juga berawalan huruf S.

Yang disebut sebagai Garis Bujur adalah garis maya yang ditarik dari kutub utara hingga ke kutub selatan atau sebaliknya. Dengan pengetahuan seperti itu berarti derajat antar garis bujur semakin melebar di daerah khatulistiwa dan makin menyempit di daerah kutub. Jika pada Garis Lintang, daerah yang dilalui garis khatulistiwa (equator dianggap) sebagai nol derajat, untuk Garis Bujur, tempat yang dianggap sebagai nol derajat adalah garis dari kutub utara ke kutub selatan yang tepat melintasi kota Greenwich di Inggris. Jadi, garis bujur yang berada di sebelah barat Greenwich disebut Bujur Barat dan garis yang berada disebelah timur disebut Bujur Timur. Jarak kedua garis bujur itu dari Greenwich hingga pada batas 180º (seratus delapan puluh derajat). Pada jarak itu, Bujur Barat dan Bujur Timur kembali bertemu.

Garis bujur inilah yang pada perkembangannya dijadikan sebagai patokan dalam menentukan waktu di berbagai belahan dunia. Sehingga sering kali pada setiap kapal terdapat dua jam yang digunakan. Jam yang menunjukkan waktu berdasarkan waktu di kota Greenwich dan jam yang menunjukkan waktu lokal atau berdasarkan matahari. Selisih dari dua jam yang berbeda itulah para pelaut secara praktis dapat menentukan derajat garis bujur dimana mereka berada.

Sama seperti garis lintang, jarak antar garis bujur juga disebutkan dalam satuan derajat. Penulisannya pada koordinat juga sama seperti penulisan untuk Garis Lintang. Yang membedakan hanyalah symbol huruf di belakangnya. Misalnya huruf B untuk Bujur Barat dan huruf T untuk Bujur Timur. Pada peta internasional, huruf E (East) untuk Bujur Timur dan huruf W (West) untuk Bujur Barat.

Sedangkan yang disebut koordinat adalah titik pertemuan (titik potong) antara Garis Lintang dan Bujur. Jika suatu tempat sudah bisa disebutkan Garis Lintang dan Bujur-nya maka dapat segera dicari posisinya pada peta yang sudah dilengkapi dengan kedua garis tersebut. Kita hanya tinggal melihat angka derajatnya yang tertulis pada sisi gambar peta. Titik pertemuan kedua garis itu dianggap telah menyebutkan posisi suatu tempat pada peta.

Ternyata pengetahuan tentang Garis Lintang dan Bujur ini sudah cukup lama didapat orang. Kabarnya Eratosthenes, seorang ahli matematika dan juga seorang ahli geografi dari Yunani sudah pernah membicarakan tentang Garis Lintang dan Bujur ini pada abad ketiga sebelum masehi. Dan pada abad kedua setelah masehi, Hipparchus adalah orang yang dianggap pertama kali menggunakan kedua garis ini untuk menentukan posisi suatu tempat. Di kemudian hari pengetahuan dan penggunaan Garis Lintang dan Bujur makin disempurnakan oleh para ahli setelah mereka berdua.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar